BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Kontrol produktivitas
sangat penting dalam suatu proses administrasi, dalam suatu kontrol
produktivitas terdapat pengukuran kerja untuk mengukur aktivitas atau pekerjaan
yang dilakukan dengan membandingkan hasil kerja aktual yang diharapkan.
Pengukuran kerja juga dapat membantu menentukan tingka efisiensi dari metode
dan proses kerja yang dilakukan saat ini.. pengukuran kerja juga memberikan
dasar bagi keputusan perusahaan untuk menambah pegawai baru dengan metode yang
tepat.
2. Rumusan
Masalah
a. Apa
manfaat pengukuran kerja terhadap kontrol produktivitas?
b. Bagaiman
program dan teknik pengukuran kerja dalam kontrol produktivitas?
c. Apa
manfaat standarisasi kerja dalam kontrol produktivitas?
d. Bagaimana
teknik peningkatan kinerja dalam kontrol produktivitas?
3. Tujuan
a. Menjelaskan
manfaat pengukuran kerja terhadap kontrol produktivitas
b. Menjelaskan
program dan teknik pengukuran kerja dalam kontrol produktivitas
c. Menjelaskan
manfaat standarisasi kerja dalam kontrol produktivitas
d. Menjalaskan
teknik peningkatan kinerja dalam kontrol produktivitas
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 PENGUKURAN
KERJA
Desain kerja
menjelaskan isi dari pekerjaan yang berupa tugas-tugas administrasi yang harus
diselesaikan oleh pegai kantor.
Pengukuran kerja
menitik beratkan pada berapa lama suatu tugas dapat diselesaikan dan merupakan
input terpenting dalam perencanaan SDM, estimasi biaya pegawai, penjadwalan
kerja, penganggaran maupun dalam mendesain sistem insentif bagi pegawai.
1) Tujuan
pengukuran kerja
Pengukuran kerja pegawai administrasi dengan menentukan tingkat
produktivitas yang dapat diterima akan sangat berguna bagi perusaan untuk
mengukur aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan dengan membandingkan hasil
kerja aktual dengan yang diharapkan. Kegunaan lainnya adalah untuk membantu
perencanaan dan penjadwalan kerja. Dengan menggunakan standar kerja, manajer
Administrasi akan dapat menentukan jumlah waktu riil yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas tertentu.
Pengukuran kerja juga
dapat membantu menentukan tingkat efesiensi dari metode dan proses kerja yang
dilakukan pada saat ini.
2) Aktivitas
terukur
Untuk mengukur pekerjaan administrasi di kantor hendaknya Manajer
Administrasi dapat mengidentifikasi pekerjaan yang dapat diisolasi dan
dihitung. Untuk memastikan hasil yang akurat, tugas harus konsisten dari satu
pengukuran dengan pengukuran yang lain, karena fluktuasi hasil pengukuran akan
dengan mudah menghancurkan tingkat kepercayaan terhadap standar kerja yang akan
ditetapkan nanti. Guna mengimbangi biay pengukuran yang cukup mahal, hendaknya
hasil pengukuran dapat dapat diterapkan secara menyeluruh diseluruh bidang
pekerjaan kantor.
1.2 PROGRAM
DAN TEKNIK PENGUKURAN KERJA
Sebelum program pengukuran kerja dilakukan, hendaknya Manajer
Administrasi melakukan beberapa perencanaan dan investigasi secara menyuluruh
dari berbagi alternatif yang tersedia.
1. Langkah
pengukuran kerja
Beberapa
langkah pengukuran kerja yang diberikan oleh Quible (2001) adalah:
a. Membuat
rencana awal, langkah ini terdiri dari penjelasan mengenai tujuan program,
teknik pengukuran kerja yang akan digunakan, dan jadwal penerapan program yang
juga harus ditentukan.
b. Menentukan
orang yang bertanggung jawab terhadap program, penentuan pegawai yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program hendaknya ditentukan sebelum
program dijalankan.
c. Mendapatkan
penerimaan dan dukungan untuk program, pegawai yang terlibat pada pengembangan
dan penerapan program harus digunakan secara ekstensif untuk mendapatkan
penerimaan dan dukungan untuk program.
d. Mengumpulkan
data-data penting, jika teknik pengukuran kerja membutuhkan pengumpulan data
dari beberapa unit kerja, individu yang bertanggung jawab atas pengumpulan data
harus akrab dengan mekanisme dan teknik pengukuran kerja.
e. Menganalisis
data yang terkumpul dan mengembangkan standar, setelah data yang diperlukan
dikumpulkan, data itu harus dianalisis dan mengembangkan standar berdasarkan
hasil analisis yang dimaksud.
f. Melatih
supervisor dan manajer, tiap supervisor dan manajer harus dilatih mengenai
kegunaan pengukuran kerja dan implementasi standar yang akan dibuat.
g. Menginstruksi
pegawai, setelah supervisor menerima training bagaimana cara
mengimplementasikan standar yang telah ditentukan, mereka harus
menyosialisasikan kepada bawahannya mengenai tingkat kinerja yang diharapkan.
h. Evaluasi,
kesuksesan program pengukuran kerja perlu dievaluasi secara periodik, dengan
frekuensi lebih banyak pada awal pelaksanaan program.
2. Teknik
pengukuran kerja
Saat ini terdapat beberapa teknik
pengukuran kerja yang dapat diguankan untuk mengembangkan standar kerja. Ada
beberapa kriteria yang patut dipertimbangkan sebelum memilih teknik yang akan
digunakan, yaitu:
a. Tujuan
penggunaan standar kerja
b. Tingkat
akurasi yang dibutuhkan standar kerja
c. Sifat
dari pekerjaan yang membutuhkan standar kerja
d. Tingkat
pemahaman elemen pengukuran kerja dan standar kerja dari individu yang
bertanggung jawab
Menurut Stevenson (2005), beberpa teknik
pengukuran kinerja yang dapat digunakan perusahaan antara lain:
a. Laporan
produksi, teknik ini sederhana dan cepat dalam menentuka jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.
b. Work
sampling, metode ini menurut Stevenson (2005) adalah teknik untuk
mengestimasikan proposi waktu yang dibutuhkan oleh pegawai dalam menyelesaikan
tugasnya. Dengan menggunakan data statistik, teknik ini memerlukan pengamatan
acak untuk menentukan jumlah waktu yang digunakan oleh tiap tugas yang terdapat
di kantor.
c. Time
study, teknik ini digunakan untuk mengembangkan standar waktu pekerjaan
berdasarkan pengamatan terhadap seorang pegawai dan diaplikasikan terhadap
semua pegawai yang ada.
Teknik ini mempunyai
beberapa langka dasar (Krajewski, 2005), antara lain:
· Mendefinisiskan
tugas yang akan dipelajari dan menginformasikan siapa yang akan menjadi objek
penelitian
· Menjelaskan
jumlah pekerjaan yang akan dipelajari
· Menghitung
waktu penyelesaian pekerjaan dan memeberikan ranking terhadap kinerja pekerja
· Menghitung
standar waktu yang akan diterapkan
d. Pengamatan
micromotion, pengamatan micromotion adalah satu-satunya yang menggunakan
pencatatan visual 9antara gambar dan vidiotape) atas proses kerja yang
dianalisis dengan harapan ketidakefisienandalam melakukan kerja maupun prosedur
kerja dapat lebih disederhanakan.
e. Standar
waktu yang diperkirakan, teknik ini adalah satu-satunnya teknik yang
menggunakan data yang diambil dari sumber luar dan pertama kali dikembangkan
oleh Methods Engineering Council pada dekade 1940-an berupa methods-tine
measurement (MTM)
Saat menggunakan metode
ini, analisis menggunakan langkah berikut:
· Proses
kerja dibagi ke dalam tahapan berdurasi menit
· Tiap
tahapan dianalisis termasuk gerakan yang dilakukan pegawai dalam aktivitas
tersebut
· Untuk
menentukan standar yang sesuai, tiap gerakan dari aktivitas dibandingkan dengan
data standar waktu yang telah diperkirakan sebelumnya. Langkah ini perlu
diulangi untuk setiap tahapan
· Standar
untuk keseluruhan proses didapatkan dengan menambahkan standar waktu bagi
setiap gerakan
1.3 STANDARDISASI
KERJA
1. Standar
Kerja
Menurut
Stevenson (2001), tujuan utama dari pengukuran kerja adlah mengumpulkan data yang
akan dipergunakan untuk menentukan standar pekerjaan administrasi di kantor.
Standar kerja tidak boleh ditentukan berdasarkan kinerja yang dicapai oleh
pegawai yang paling produktif dan efisien. Sebaliknya, standar kerja juga tidak
seharusnya diset pada tingkat yang terlalu rendah sehingga tiap karyawan dapat
mencapai standar itu dengan mudah
2. Keuntungan
Standar Kerja
Penggunaan
standar kerja memberikan beberapa keuntungan penting (Garrison, dkk, 2005),
antara lain:
a. Membantu
meningkatkan efisiensi tiap pegawai dalam menjalankan pekerjaannya
b. Membantu
menginformasikan pegawai tentang tingkat output yang diharapkan
c. Membantu
manajer dalammembuat keputusan SDM
d. Memberikan
sedikit pengawasan dengan memberikan kemandirian atas proses kerja yang
dimungkinkan
e. Sebagai
dasar dalam memberikan kompensasi kepada pegawai
f. Membantu
meningkatkan moral karyawan dengan membuat karyawan sadar akan apa yang
diharapkan dari mereka
3. Jenis
Standar
Beberapa
jenis standar yang digunakan dalam administrasi perkantoran dalam kuantitas, kualitas,
dan standar deskriptif (Quible,2001)
· Standar
kuantitas, standar kuantitas digambarkan sebagai unit output per unit waktu
· Standar
kualitas, standar ini akan diterapkan apabila pekerjaan yang terdapat di kantor
merupakan salah satu bentuk aktivitas tak terukur
· Standar
deskriptif, standar ini digunakan untuk mengetahui karakteristik penerimaan
secara deskriptif dari area atau objek pada perkantoran
1.4 TEKNIK
PENINGKATAN KERJA
Produktivitas perkantoran dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan output dari karyawan perkantoran. Tingkat efektivitas penggunaan
teknologi perkantoran, efesiensi proses kerja, dan kenyamanan lingkungan tempat
mereka bekerja secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kinerja
pegawai dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan.
Berikut ini adalah
gabungan beberapa teknik yang dapat meningkatkan kinerja pegawai yang disarikan
dari pendapat Gomez-Mejia, dkk (2004), dan Robbins (2003), yaitu:
a. Pembagian kerja.
Pembagian kerja adalah teknik dimana dua orang berbagi pekerjaan yang pada
dasarnya merupakan satu pekerjaan secara utuh.
b. Penyederhanaan kerja.
Teknik ini menghilangkan tugas yanng membosankan dan berulang maupun proses
kerja yang tidak memberikan nilai tambah bagi pekerja yang dibebankan.
c. Rotasi kerja.
Penggunaan rotasi kerja sebagai teknik untuk meningkatkan produktivitas akan
memungkinkan pegawai bertukar pekerjaan dengan pegawai yang lain selama periode
waktu tertentu.
d. Peningkatan kerja.
Teknik ini dalam jangka panjang akan memberikan hasil terbaik bagi perusahaan,
karena memungkinkan pegawai mendapatkan tingkat tanggung jawab dan kontrol yang
lebih besar atas pekerjaan mereka serta memberikan kesempatan untuk
merencanakan pekerjaan yang akan mereka lakukan.
e. Flextime.
Konsep ini memungkinkan pegawai memilih waktu untuk kerjanya.
f. Management by Objective.
Teknik ini dijalankan dengan menentukan tujuan bersama yang akan diraih dalam
rentang waktu tertentu.
g. Keamanan kerja.
Keamanan pekerjaan itu sendiri tidak hanya mempengaruhi produktivitas karyawan
yang lebih besar, namun juga akan meningkatkan moral dan sikap karyawan.
h. Quality Circles.
Teknik ini dilakukan dengan cara membentuk kelompok pegawai yang bertemu secara
reguler untuk mendiskusikan bagaimana meningkatkan layanan atau proses kerja
yang ditawarkan.
i.
Kualitas
masa kerja. Kualitas masa kerja adalah peningkatan sikap dan
moral karyawan, yang akan berdampak positif terhadap produktivitasnya.
j.
Program
asintensi karyawan. Program ini berupa pemberian konseling
bagi karyawan yang memiliki masalah pribadi dan berdampak negatif terhadap
kualitas kerjanya.
k. Komunikasi.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi antara manajemen dan karyawan,
dimana kritik dan saran merupakan bagian penting dari proses tersebut.
l.
Insentif
dan
penghargaan. Berikut ini adalah
insentif dan penghargaan yang dapat diberikan oleh perusahaan (Sykes, 2001):
· Secara
informal
· Secara
khusus
· Secara
formal
m. Menurunkan stres karyawan.
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan oleh Manajer Administrasi untuk
mengurangi tingkat stres yang dialami oleh bawahanya:
· Pekerjaan
yang menarik
· Informasi
· Keterlibatan
· Independen
· Meningkatkan
penghargaan
n. Manajemen waktu.
Berikut ini adalah beberapa saran untuk keefektifan manajemen waktu:
· Selesaikan
pekerjaan yang paling sulit lebih dahulu
· Kembangkan
suatu rutinitas harian selama waktu penyelesaian tugas yang serupa
· Delegasikan
pekerjaan kepada yang lain apabila dan manakala memungkinkan
· Buat
kalender yang mengidentifikasi deadline
bagi proyek atau tugas utama
· Sederhanakan
aliran kerja
· Gunakan
waktu senggang dengan efektif
o. Total Quality Management.
TQM merupakan program untuk peningkatan kualitas pada seluruh proses yang
terjadi dalam perusahaan.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Dalam kontrol
produktivitas terdapat pengukuran kerja, pengukuran kerja merupakan input
terpenting dalam perencanaan SDM, estimasi biaya pegawai, penjadwalan kerja,
pengannggaran maupun dalam mendesain sistem insentif bagi pegawai. Terdapat
program pengukuran produktivitas yang diberlakukan, dan teknik-teknik
pengukuran kerja.
2. SARAN
Dalam melaksanakan
suatu kegiatan administrasi, pengontrolan produktivitas sangat diperlukan,
karena dapat mempengaruhi perencanaan SDM dll. Dalam sebuah pengontrolsn
terdapat pengukuran kerja, dan banyak teknik-teknik peningkatan kerja, kita
dapat menggunaka teknik-teknik tersebut agar setiap kinerja pegawai dapat
meningkat dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukoco, badri
munir. 2006. Surabaya. Manajemen administrasi perkantoran modern

Best Casino in Reno, NV - Mapyro
BalasHapusGet directions, reviews and 제주도 출장마사지 information for Casino in 전라북도 출장안마 Reno, NV. 안동 출장안마 Casino Resort in the heart 광양 출장마사지 of downtown Reno is the best 대구광역 출장마사지 in town with 742 rooms.