Sabtu, 04 Mei 2013

PENGAWASAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Salah satu dari lima fungsi dasar manajemen adalah kontrol atau pengawasan yang berfungsi membantu memastikan apakah aktivitas yang dilakukan pegawai administrasi sesuai dengan hasil yang diinginkan. Selain itu, fungsi ini juga dapat digunakan untuk menfasilitasi bagaimana melakukan perbaikan terhadap hal tersebut. Tidak dilaksanakan fungsi ini oleh Manajer Administrasi akan mengakibatkan kurang efektifnya proses administrasi yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kinerja departemen, divisi maupun stakeholders yang lain.
2.    Rumusan Masalah
a.    Bagaimana proses pengawasan administrasi perkantoran?
b.    Bagaimana pengawasan kualitas pada administrasi perkantoran?
c.    Bagaimana pengawasan kuantitas pada administrasi perkantoran?
d.   Bagaimana pengawasan alternatif pada administrasi perkantoran?
3.    Tujuan
a.    Mengetahui proses pengawasan administrasi perkantoran
b.    Mengetahui pengawasan kualitas pada administrasi perkantoran
c.    Mengetahui pengawasan kuantitas pada administrasi perkantoran
d.   Mengetahui pengawasan alternatif pada administrasi perkantoran



BAB II
PEMBAHASAN

1.1  PROSES PENGAWASAN
a.    Tujuan Pengawasan
Beberapa tujuan pengawasan administarsi kantor menurut Odges (2005) adalah:
a)    Meningkatkan kinerja organisasi secara kontinu, karena kondisi persaingan usaha yang semakin tinggi menununtut organisasi untuk setiap saat mengawasi kinerjanya.
b)   Meningkatkan efesiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu atau mengurangi penyalahgunaan alat atau bahan
c)    Menilai derajat penyampaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai, dan dapat dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai
d)   Mengkoordinasikan beberapa elemen tugas atau progam yang dijalankan
e)    Meningkatkan keterkaitan terhadap tujuan organisasi agar tercapai
b.    Manfaat Pengawasan
Bebrapa manfaat kontrol administrasi kantor menurut Quible (2001) antara lain:
a)    Membantu memaksimalkan keuntungan yang diperoleh organisasi
b)   Membantu pegawai dalam meningkatkan produktivitas karena kesadaran akan kualitas dan kuantitas output yang dibutuhkan
c)    Menyediakan alat ukur produktivitas pegawai atau aktifitas yang objektif bagi organisasi
d)   Mengidentifikasi beberapa hal yang membuat rencana yang tidak sesuai dengan hasil aktual yang dicapai, dan memfasilitasi pemodifikasinya.
e)    Membantu pencapaian kerja sesuai tingkat atau deadline yang ditetapkan

c.    Unsur Pengawasan
Menurut Quible (2001), proses pengawasan akan kurang optimal jika unsur-unsur dibawah dibawah ini dihilangkan:
a)    Faktor-faktor yang diawasi
b)   Identifikasi hasil yang diharapkan
c)    Pengukuran kinerja
d)   Aplikasi tindakan pembenahan
d.   Proses yang Dilakukan
Berdasarkan pendapat Cascio (2003), ada 3 proses yang harus dilakukan dalam mengontrol pekerjaan administrasi kantor:
a)    Mengidentifikasi parameter pekerjaan yang akan diawasi
Manajer dapat melakukannya dengan melakukan hal-hal berikut:
·      Penetapan tujuan
·      Standart ukuran
·      Pengukuran
b)   Memfasilitasi kinerja yang hendak dicapai
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
·      Mengurangi hambatan yang ada
·      Menyiapkan sumber daya yang memadai untuk penyelesaian kerja
·      Memberikan perhatian penuh dalam perekrutan pegawai
c)    Memotivasi pegawai
Beberapa hal yang dapat dilakukan
·      Memberikan imbalan yang dihargai oleh pegawai
·      Memberikan imbalan secara tepat
e.    Pengawas
Hal utama yang menjadi dasar dalam pemilihan seorang pengawas adlah mempunyai kesempatan yang cukup guna mengamati kinerja pegawai dalam periode waktu tertentu. Beberapa orang yang dapat dijadikan penilai menurut Gomez-Meija, Balkin, dan Cardy (2003) adalah:
Ø Supervisor
Ø Teman sekerja
Ø Bawahan
Ø Menilai diri sendiri
Ø Pelanggan
Ø Komputer
Ø Umpan balik 360 derajat

1.2  PENGAWASAN KUALITAS
1. Teknik Pengawasan Kualitas
Beberapa cara atau teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan kualitas (Leonard dan Hilgert (2004) adalah:
a.    Inspeksi Total
Berupa pengecekan menyeluruh terhadap seluruh unit kerja atau tugas yang dilakukan oleh pegawai.
b.    Pengecekan pada area tertentu
Dilakukan melalui pengecekan kinerja pegawai di suatu departemen atau divisi tertentu
c.    Pengontrolan kualitas dengan statistik
Pengecekan pada devisi tertentu untuk menjamin validitas dan reabilitas hasil pengukuran
d.   Kesalahan nihil
Teknik preventif terhadap potensi kesalahan yang dilakukan oleh pegawai untuk selalu bebas dari kesalahan
2. Total Quality Management
Progam ini diimplementasikan untuk menjamin tercapainya kualitas manajemen di organisasi quible (2001), TQM sangat perlu dilakukan dalam administrasi perkantoran yang berpijak pada:
a.    Kepuasan pelanggan
b.    Pengukuran statistik yang akurat
c.    Perbaikan secara terus menerus terhadap produk maupun layanan yang diberikan
d.   Bentuk hubungan baru dengan pegawai


1.3  PENGAWASAN KUANTITAS
1. Standar Kuantitas
   Untuk memulai pengontrolan, hendaknya organisasi mulai dengan mengumpulkan data aktifitas administrasi di kantor dan dijadikan dasar untuk penetapan standar kuantitas. Pengukuran ini didesain untuk mendefinisikan dan menggambarkan apa yang diharapkan dari pelaksanaan sebuah kerja, baik dari pihak organisasi.
2. Mengontrol Fluktuasi
Untuk mengontrol fluktuasi pekerjaan kantor, beberapa tindakan yang dapat dilakukan (Quible, 2001 dan Odgers, 2005) antara lain:
a.    Overtime, banyak perusahaan yang menambah jam kerja (lembur) untuk menyelesaikan suatu pekerjaanndengan deadline yang terbatas atau volume pekerjaan yang menumpuk. Untuk itu Manajer Administrasi harus menyadari adanya potensi penurunan produktivitas jika terdapat penambahan jam kerja bagai pegawai karena rasa lelah yang menyertainnya.
b.    Temporary help, jika penambahan jam kerja kurang memadai atau kurang tepat dilakukan, pemakaian tenaga temporer dalam menghadapi peak season dapat dilakukan.
c.    Part-time help, jika fluktuasi terjadi secara reguler, menyewah tenaga kerja paruh waktu juga dapat dilakukan.
d.   Floating work unit, beberapa organisasi telah mengembangkan unit kerja yang akan dipakai jika memang mereka diperlukan dalam penyelesaian proyek dengan volume kerja yang tinggi atau time limit yang terbatas.
e.    Cycle billing, banyak organisasi yang mengurangi antrian layanan yang akan dilakukan.

1.4  METODE PENGAWASAN ALTERNATIF
Beberapa isu strategis perlu dipertimbangkan oleh Manajer Administrasi dalam melaksanakan fungsi pengawasan, seperti tujuan dari pelaksanaan kontrol, kepercayaan terhadap sistem kontrol, sikap menejer dan pegawai, frekuensi pelaksanaan, dan sumber juga data yang digunakan untuk pengawasan. Selain jenis pengawasan di atas, Cascio (2003) juga mengajukan dua metode pengawasan alternatif, yaitu:
a.    Behavior-oriented rating methods, yang merupakan metode penilaian yang berorientasi pada perilaku pegawai, dengan membandingkan kinerja karyawan yang satu dengan yang lain. Ada empat teknik yang dapat digunakan, yaitu:
·      Teknik deskripsi
·      Teknik rangking
·      Behavior checklist
·      Teknik skala penilaian secara grafis
·      Behaviorrally anchored rating scales (BARS)
b.    Results-oriented rating methods, merupakan metode yang menitikberatkan pada hasil dari kerja yang dibebankan kepada pegawai. Ada dua teknik yang dapat digunakan, yaitu:
·      Management by objectives
·      Work planning and review




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.    KESIMPULAN
       Dari berbagi penjelasan pada bab-bab sebelumnya, kami dapat menyimpulkan bahwa salah satu dari lima fungsi dasar manajemen adalah kontrol atau pengawasan, yang berfungsi membantu memastikan apakah aktivitas yang dilakukan pegawai administrasi sesuai dengan hasil yang diinginkan. Selain itu, fungsi ini juga dapat digunakan untuk memfasilitasi bagaimana melakukan perbaikan terhadap hal tersebut. Tidak dilakukan fugsi ini oleh Manajer Administrasi akan mengakibatkan kurang efektifnya proses administrasi.

2.    SARAN
       Pada suatu perusahan, atau organisasi tertu apabila tidak dilakukan pengawasan mengakibatkan kurang efektifnya suatu proses administrasi, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kinerja departemen, devisi maupun stakeholders yang lain, maka dari itu diperlukan suatu pengawasan dalam menjalankan administrasi perkantoran di satu perusahaan atau organisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Sukoco, badri munir. 2006. Surabaya. Manajemen administrasi perkantoran modern




KONTROL PRODUKTIVITAS


BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Kontrol produktivitas sangat penting dalam suatu proses administrasi, dalam suatu kontrol produktivitas terdapat pengukuran kerja untuk mengukur aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan dengan membandingkan hasil kerja aktual yang diharapkan. Pengukuran kerja juga dapat membantu menentukan tingka efisiensi dari metode dan proses kerja yang dilakukan saat ini.. pengukuran kerja juga memberikan dasar bagi keputusan perusahaan untuk menambah pegawai baru dengan metode yang tepat.

2.    Rumusan Masalah
a.       Apa manfaat pengukuran kerja terhadap kontrol produktivitas?
b.      Bagaiman program dan teknik pengukuran kerja dalam kontrol produktivitas?
c.       Apa manfaat standarisasi kerja dalam kontrol produktivitas?
d.      Bagaimana teknik peningkatan kinerja dalam kontrol produktivitas?

3.    Tujuan
a.       Menjelaskan manfaat pengukuran kerja terhadap kontrol produktivitas
b.      Menjelaskan program dan teknik pengukuran kerja dalam kontrol produktivitas
c.       Menjelaskan manfaat standarisasi kerja dalam kontrol produktivitas
d.      Menjalaskan teknik peningkatan kinerja dalam kontrol produktivitas




BAB II
PEMBAHASAN

1.1  PENGUKURAN KERJA
Desain kerja menjelaskan isi dari pekerjaan yang berupa tugas-tugas administrasi yang harus diselesaikan oleh pegai kantor.
Pengukuran kerja menitik beratkan pada berapa lama suatu tugas dapat diselesaikan dan merupakan input terpenting dalam perencanaan SDM, estimasi biaya pegawai, penjadwalan kerja, penganggaran maupun dalam mendesain sistem insentif bagi pegawai.
1)   Tujuan pengukuran kerja
   Pengukuran kerja pegawai administrasi dengan menentukan tingkat produktivitas yang dapat diterima akan sangat berguna bagi perusaan untuk mengukur aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan dengan membandingkan hasil kerja aktual dengan yang diharapkan. Kegunaan lainnya adalah untuk membantu perencanaan dan penjadwalan kerja. Dengan menggunakan standar kerja, manajer Administrasi akan dapat menentukan jumlah waktu riil yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Pengukuran kerja juga dapat membantu menentukan tingkat efesiensi dari metode dan proses kerja yang dilakukan pada saat ini.
2)   Aktivitas terukur
   Untuk mengukur pekerjaan administrasi di kantor hendaknya Manajer Administrasi dapat mengidentifikasi pekerjaan yang dapat diisolasi dan dihitung. Untuk memastikan hasil yang akurat, tugas harus konsisten dari satu pengukuran dengan pengukuran yang lain, karena fluktuasi hasil pengukuran akan dengan mudah menghancurkan tingkat kepercayaan terhadap standar kerja yang akan ditetapkan nanti. Guna mengimbangi biay pengukuran yang cukup mahal, hendaknya hasil pengukuran dapat dapat diterapkan secara menyeluruh diseluruh bidang pekerjaan kantor.


1.2  PROGRAM DAN TEKNIK PENGUKURAN KERJA
      Sebelum program pengukuran kerja dilakukan, hendaknya Manajer Administrasi melakukan beberapa perencanaan dan investigasi secara menyuluruh dari berbagi alternatif yang tersedia.
1.      Langkah pengukuran kerja
Beberapa langkah pengukuran kerja yang diberikan oleh Quible (2001) adalah:
a.       Membuat rencana awal, langkah ini terdiri dari penjelasan mengenai tujuan program, teknik pengukuran kerja yang akan digunakan, dan jadwal penerapan program yang juga harus ditentukan.
b.      Menentukan orang yang bertanggung jawab terhadap program, penentuan pegawai yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program hendaknya ditentukan sebelum program dijalankan.
c.       Mendapatkan penerimaan dan dukungan untuk program, pegawai yang terlibat pada pengembangan dan penerapan program harus digunakan secara ekstensif untuk mendapatkan penerimaan dan dukungan untuk program.
d.      Mengumpulkan data-data penting, jika teknik pengukuran kerja membutuhkan pengumpulan data dari beberapa unit kerja, individu yang bertanggung jawab atas pengumpulan data harus akrab dengan mekanisme dan teknik pengukuran kerja.
e.       Menganalisis data yang terkumpul dan mengembangkan standar, setelah data yang diperlukan dikumpulkan, data itu harus dianalisis dan mengembangkan standar berdasarkan hasil analisis yang dimaksud.
f.       Melatih supervisor dan manajer, tiap supervisor dan manajer harus dilatih mengenai kegunaan pengukuran kerja dan implementasi standar yang akan dibuat.
g.      Menginstruksi pegawai, setelah supervisor menerima training bagaimana cara mengimplementasikan standar yang telah ditentukan, mereka harus menyosialisasikan kepada bawahannya mengenai tingkat kinerja yang diharapkan.
h.      Evaluasi, kesuksesan program pengukuran kerja perlu dievaluasi secara periodik, dengan frekuensi lebih banyak pada awal pelaksanaan program.
2.      Teknik pengukuran kerja
            Saat ini terdapat beberapa teknik pengukuran kerja yang dapat diguankan untuk mengembangkan standar kerja. Ada beberapa kriteria yang patut dipertimbangkan sebelum memilih teknik yang akan digunakan, yaitu:
a.       Tujuan penggunaan standar kerja
b.      Tingkat akurasi yang dibutuhkan standar kerja
c.       Sifat dari pekerjaan yang membutuhkan standar kerja
d.      Tingkat pemahaman elemen pengukuran kerja dan standar kerja dari individu yang bertanggung jawab
                        Menurut Stevenson (2005), beberpa teknik pengukuran kinerja yang dapat digunakan perusahaan antara lain:
a.       Laporan produksi, teknik ini sederhana dan cepat dalam menentuka jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.
b.      Work sampling, metode ini menurut Stevenson (2005) adalah teknik untuk mengestimasikan proposi waktu yang dibutuhkan oleh pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan menggunakan data statistik, teknik ini memerlukan pengamatan acak untuk menentukan jumlah waktu yang digunakan oleh tiap tugas yang terdapat di kantor.
c.       Time study, teknik ini digunakan untuk mengembangkan standar waktu pekerjaan berdasarkan pengamatan terhadap seorang pegawai dan diaplikasikan terhadap semua pegawai yang ada.
Teknik ini mempunyai beberapa langka dasar (Krajewski, 2005), antara lain:
·      Mendefinisiskan tugas yang akan dipelajari dan menginformasikan siapa yang akan menjadi objek penelitian
·      Menjelaskan jumlah pekerjaan yang akan dipelajari
·      Menghitung waktu penyelesaian pekerjaan dan memeberikan ranking terhadap kinerja pekerja
·      Menghitung standar waktu yang akan diterapkan
d.      Pengamatan micromotion, pengamatan micromotion adalah satu-satunya yang menggunakan pencatatan visual 9antara gambar dan vidiotape) atas proses kerja yang dianalisis dengan harapan ketidakefisienandalam melakukan kerja maupun prosedur kerja dapat lebih disederhanakan.
e.       Standar waktu yang diperkirakan, teknik ini adalah satu-satunnya teknik yang menggunakan data yang diambil dari sumber luar dan pertama kali dikembangkan oleh Methods Engineering Council pada dekade 1940-an berupa methods-tine measurement (MTM)
Saat menggunakan metode ini, analisis menggunakan langkah berikut:
·      Proses kerja dibagi ke dalam tahapan berdurasi menit
·      Tiap tahapan dianalisis termasuk gerakan yang dilakukan pegawai dalam aktivitas tersebut
·      Untuk menentukan standar yang sesuai, tiap gerakan dari aktivitas dibandingkan dengan data standar waktu yang telah diperkirakan sebelumnya. Langkah ini perlu diulangi untuk setiap tahapan
·      Standar untuk keseluruhan proses didapatkan dengan menambahkan standar waktu bagi setiap gerakan
1.3  STANDARDISASI KERJA
1.      Standar Kerja
Menurut Stevenson (2001), tujuan utama dari pengukuran kerja adlah mengumpulkan data yang akan dipergunakan untuk menentukan standar pekerjaan administrasi di kantor. Standar kerja tidak boleh ditentukan berdasarkan kinerja yang dicapai oleh pegawai yang paling produktif dan efisien. Sebaliknya, standar kerja juga tidak seharusnya diset pada tingkat yang terlalu rendah sehingga tiap karyawan dapat mencapai standar itu dengan mudah
2.      Keuntungan Standar Kerja
Penggunaan standar kerja memberikan beberapa keuntungan penting (Garrison, dkk, 2005), antara lain:
a.       Membantu meningkatkan efisiensi tiap pegawai dalam menjalankan pekerjaannya
b.      Membantu menginformasikan pegawai tentang tingkat output yang diharapkan
c.       Membantu manajer dalammembuat keputusan SDM
d.      Memberikan sedikit pengawasan dengan memberikan kemandirian atas proses kerja yang dimungkinkan
e.       Sebagai dasar dalam memberikan kompensasi kepada pegawai
f.       Membantu meningkatkan moral karyawan dengan membuat karyawan sadar akan apa yang diharapkan dari mereka
3.      Jenis Standar
Beberapa jenis standar yang digunakan dalam administrasi perkantoran dalam kuantitas, kualitas, dan standar deskriptif (Quible,2001)
·      Standar kuantitas, standar kuantitas digambarkan sebagai unit output per unit waktu
·      Standar kualitas, standar ini akan diterapkan apabila pekerjaan yang terdapat di kantor merupakan salah satu bentuk aktivitas tak terukur
·      Standar deskriptif, standar ini digunakan untuk mengetahui karakteristik penerimaan secara deskriptif dari area atau objek pada perkantoran
1.4  TEKNIK PENINGKATAN KERJA
      Produktivitas perkantoran dapat ditingkatkan dengan meningkatkan output dari karyawan perkantoran. Tingkat efektivitas penggunaan teknologi perkantoran, efesiensi proses kerja, dan kenyamanan lingkungan tempat mereka bekerja secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan.
Berikut ini adalah gabungan beberapa teknik yang dapat meningkatkan kinerja pegawai yang disarikan dari pendapat Gomez-Mejia, dkk (2004), dan Robbins (2003), yaitu:
a.       Pembagian kerja. Pembagian kerja adalah teknik dimana dua orang berbagi pekerjaan yang pada dasarnya merupakan satu pekerjaan secara utuh.
b.      Penyederhanaan kerja. Teknik ini menghilangkan tugas yanng membosankan dan berulang maupun proses kerja yang tidak memberikan nilai tambah bagi pekerja yang dibebankan.
c.       Rotasi kerja. Penggunaan rotasi kerja sebagai teknik untuk meningkatkan produktivitas akan memungkinkan pegawai bertukar pekerjaan dengan pegawai yang lain selama periode waktu tertentu.
d.      Peningkatan kerja. Teknik ini dalam jangka panjang akan memberikan hasil terbaik bagi perusahaan, karena memungkinkan pegawai mendapatkan tingkat tanggung jawab dan kontrol yang lebih besar atas pekerjaan mereka serta memberikan kesempatan untuk merencanakan pekerjaan yang akan mereka lakukan.
e.       Flextime. Konsep ini memungkinkan pegawai memilih waktu untuk kerjanya.
f.       Management by Objective. Teknik ini dijalankan dengan menentukan tujuan bersama yang akan diraih dalam rentang waktu tertentu.
g.      Keamanan kerja. Keamanan pekerjaan itu sendiri tidak hanya mempengaruhi produktivitas karyawan yang lebih besar, namun juga akan meningkatkan moral dan sikap karyawan.
h.      Quality Circles. Teknik ini dilakukan dengan cara membentuk kelompok pegawai yang bertemu secara reguler untuk mendiskusikan bagaimana meningkatkan layanan atau proses kerja yang ditawarkan.
i.        Kualitas masa kerja. Kualitas masa kerja adalah peningkatan sikap dan moral karyawan, yang akan berdampak positif terhadap produktivitasnya.
j.        Program asintensi karyawan. Program ini berupa pemberian konseling bagi karyawan yang memiliki masalah pribadi dan berdampak negatif terhadap kualitas kerjanya.
k.      Komunikasi. Meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi antara manajemen dan karyawan, dimana kritik dan saran merupakan bagian penting dari proses tersebut.
l.        Insentif dan penghargaan. Berikut ini adalah insentif dan penghargaan yang dapat diberikan oleh perusahaan (Sykes, 2001):
·      Secara informal
·      Secara khusus
·      Secara formal
m.    Menurunkan stres karyawan. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan oleh Manajer Administrasi untuk mengurangi tingkat stres yang dialami oleh bawahanya:
·      Pekerjaan yang menarik
·      Informasi
·      Keterlibatan
·      Independen
·      Meningkatkan penghargaan
n.      Manajemen waktu. Berikut ini adalah beberapa saran untuk keefektifan manajemen waktu:
·      Selesaikan pekerjaan yang paling sulit lebih dahulu
·      Kembangkan suatu rutinitas harian selama waktu penyelesaian tugas yang serupa
·      Delegasikan pekerjaan kepada yang lain apabila dan manakala memungkinkan
·      Buat kalender yang mengidentifikasi deadline bagi proyek atau tugas utama
·      Sederhanakan aliran kerja
·      Gunakan waktu senggang dengan efektif
o.      Total Quality Management. TQM merupakan program untuk peningkatan kualitas pada seluruh proses yang terjadi dalam perusahaan.




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.    KESIMPULAN
Dalam kontrol produktivitas terdapat pengukuran kerja, pengukuran kerja merupakan input terpenting dalam perencanaan SDM, estimasi biaya pegawai, penjadwalan kerja, pengannggaran maupun dalam mendesain sistem insentif bagi pegawai. Terdapat program pengukuran produktivitas yang diberlakukan, dan teknik-teknik pengukuran kerja.
2.    SARAN
Dalam melaksanakan suatu kegiatan administrasi, pengontrolan produktivitas sangat diperlukan, karena dapat mempengaruhi perencanaan SDM dll. Dalam sebuah pengontrolsn terdapat pengukuran kerja, dan banyak teknik-teknik peningkatan kerja, kita dapat menggunaka teknik-teknik tersebut agar setiap kinerja pegawai dapat meningkat dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Sukoco, badri munir. 2006. Surabaya. Manajemen administrasi perkantoran modern